[After Story of FON] Everlasting Love 6/?

sungri2[After Story of FON] Everlasting Love 6/?

Tittle               : Everlasting Love 6/?

Author            : ideaFina a.k.a Jung Yuuri

Main cast       : Yesung, Jung Yuuri, Cho Kyuhyun, Seohyun, Lee Sungmin, Victoria f(x)

Support cast   : Super Junior, DBSK, Joo Sangwook, Lee Sunhee (OC)

Genre             : Romance, drama

Rate                : PG

Length            : Secuel

Prev                : 1     2   3   4  5

Disclaimer      : This story, Yesung and Yunho is MINE! >///< *plaak*

   Read Yes, Like Yes, Comment Yes. No plagiat!

 

“Apa Oppa-mu bisa dicek untuk menjadi pendonor sumsum tulang belakang?”tanya Sunhee. “Keluarga berkemungkinan besar memiliki sumsum tulang belakang yang sama.”

“Ah itu…. keundae…”Yuuri tersenyum sedih, “… aku hanya anak angkat, Sunhee-ssi. Kami tidak punya hubungan darah sama sekali.”

Sunhee terkejut mendengar hal itu. ia menyentuh tangan Yuuri dan meremasnya pelan. “Mianheyo, sudah menyinggung masalah ini.”

Yuuri tersenyum kecil. “Gwenchana. Itu sebabnya aku tidak memberitahu mereka aku sakit. Karena jika mereka tahu aku sakit, mereka pasti juga bisa menebak jika aku tahu aku bukan anak kandung mereka. Dan aku tidak mau itu terjadi. Mereka tidak pernah memberitahuku pasti karena mereka ingin aku menganggap mereka keluarga kandungku. Setidaknya dengan tidak memberitahu mereka, aku akan merasa jika tidak ada yang berubah di antara kami.”

Pandangan Yuuri menerawang jauh. “Setelah aku sembuh nanti… aku akan tinggal bersama Appa dan Eomma. Aku akan sering-sering mengajak Appa hiking, lalu aku akan membantu Eomma di butik. Hmm… aku juga ingin jalan-jalan dan memotret tempat-tempat yang menarik dan indah. Sebelumnya aku sudah pernah ke Afrika. Mungkin ketika aku sehat lagi, aku akan menjelajahi tempat lain.”ucap Yuuri, tersenyum membayangkan itu semua.

Sunhee tersenyum melihat semangat Yuuri yang menyala-nyala. Ia yakin semua itu bisa terwujud jika Yuuri terus menjalani pengobatannya dengan baik. Karena semangat hidup pasien sangat membawa dampak yang baik terhadap pengobatan yang dilakukan.

Satu hal yang membuat Sunhee penasaran. Apakah Yuuri tidak berkeinginan untuk kembali kepada Yesung jika ia sembuh?

“Apa kau tidak berkeinginan untuk menikah?”tanya Sunhee.

Yuuri terlihat berpikir-pikir sebentar. “Mm-hm. Dangyunhaji.”ucap Yuuri setelah berpikir cukup lama. Sunhee merasa gugup mendengar jawaban itu. Apa Yuuri memikirkan untuk menikah dengan Yesung?

“Dengan siapa?”

“Hmm… mungkin dengan namja pilihan Appa. Aku sudah sering menolak dijodohkan oleh Appa. Tapi nanti jika aku sembuh, aku akan menuruti semua keinginan Appa.”kata Yuuri, tersenyum sangat lebar. “Memikirkan wajah bahagia Appa saja sudah membuatku merasa senang.”

Sunhee tersenyum lega. Ia merasa jika akhir-akhir ini, karena Yuuri, dirinya terlalu banyak mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu akan terjadi.

Kemudian terdengar suara pintu yang terbuka. “Yuu?”

Yuuri tersenyum melihat siapa yang datang. “Yunho Oppa!”ucapnya riang. Yunho masuk ke kamar Yuuri dengan membawa sebuket bunga lily.

“Untuk dongsaeng Oppa yang secantik bunga yuuri.”ucap Yunho tersenyum lebar ketika memberikan buket tersebut pada Yuuri. Yuuri menerimanya dengan wajah berseri-seri.

“Gomawo oppa.”kata Yuuri lalu memeluk Yunho.

“Ah ya, Oppa, ini dokter baruku. Lee Sunhee Uisa.”kata Yuuri.

“Annyeonghasseyo, Jung Yunho imnida. Oppa Yuuri.”kata Yunho sembari membungkukkan badan, kemudian tubuhnya membeku ketika melihat wajah Sunhee.

“Lee Sunhee imnida. Dokternya Yuuri-ssi.”ucap Sunhee dengan membungkukkan badan juga. Sunhee memandang Yunho dan menyadari tatapan intens Yunho.

Sunhee tentu saja mengetahui siapa Yunho karena Yunho sangat terkenal. Ia juga tahu jika Yunho berteman baik dengan Yesung. Dan ia jadi merasa tidak nyaman dengan pandangan Yunho. Apa Yunho tidak menyukainya karena ia secara tidak langsung adalah penghalang hubungan Yesung dan Yuuri?

“Waegurae Oppa? Kenapa kau memandangnya lama sekali? Sunhee-ssi cantik sekali ya?”tanya Yuuri dengan nada menggoda.

Yunho mengalihkan pandangannya dari Sunhee dan menatap Yuuri dengan tersenyum kecil. “Ne, ia cantik.”

Yuuri tersenyum.  “Jangan sampai jatuh cinta padanya ya Oppa. Dia sudah jadi milik orang lain.”

Yunho tersenyum, tapi Sunhee bisa melihat raut wajahnya yang sedih saat memandang senyuman Yuuri. “Arra.”

Yuuri menepuk lengan Oppa-nya pelan. “Nan gwenchana Oppa.”ucap Yuuri berusaha meyakinkan Yunho. Walau Yuuri sendiri tidak yakin apakah ia benar-benar baik-baik saja atau tidak.

***

“Jadi bagaimana keadaan Yuuri?”tanya Yunho ketika ia dan Sunhee sudah berada di ruangan dokter muda itu.

“Kondisi tubuhnya sudah semakin melemah. Dalam kondisi ini, jika ia masih belum juga mendapatkan donor sumsum tulang belakang, intensitas kemoterapinya harus ditingkatkan.”

“Apa dengan kemoterapi bisa sembuh?”tanya Yunho cemas.

“Kondisinya memburuk karena ia terlalu lama membiarkan dirinya dalam keadaan sakit tanpa kemoterapi selama dua tahun. Ada kemungkinan bisa disembuhkan walaupun dengan persentase keberhasilan yang kecil. Hanya saja perlu waktu lama, dan ketika sudah sembuh, Yuuri harus terus dimonitor selama 5 tahun untuk mengecek  jika sel-sel kanker tidak akan kambuh lagi. Tapi kebanyakan pasien tidak sanggup menghadapi kemoterapi yang terus-menerus, jadi banyak yang putus asa. Kondisi psikologis itulah yang menyebabkan sulitnya pasien untuk sembuh. Efek sampingnya sangat menyakitkan untuk pasien. Rambut rontok, muntah-muntah, dan rasa lelah yang terus-menerus. Karena itu dukungan orang-orang terdekat sangat dibutuhkan oleh pasien.”Kemudian Sunhee menghela napas. “Aku tidak tahu bagaimana ia bisa bertahan selama beberapa bulan ini kemoterapi tanpa didampingi siapapun.”

Yunho memijat kepalanya yang terasa pusing. “Yuuri selalu seperti itu. Ia selalu tidak mau merepotkan orang lain. Sejak melihat Eomma-nya menangis histeris saat ia kecelakaan waktu kecil, ia selalu berusaha menyembunyikan jika ia sakit dari siapapun. Ia takut melihat orang lain sedih karena ia sakit.”

Dan itu sebabnya ia memutuskan hubungan dengan Jongwoon-ssi kan? Pikir Sunhee. “Ia… yeoja yang baik.”ucap Sunhee lirih.

Yunho tersenyum sedih. “Tapi bukan berarti kau tidak bisa mendapatkan hati Yesung hyung.”

Sunhee terkejut mendengar ucapan Yunho. “Ne?”

“Aku tahu kalau Sunhee-ssi tahu hubungan Yuuri dengan Yesung hyung. Ekspresi wajahmu terbaca dengan sangat jelas saat kita berkenalan tadi.”

Sunhee mendadak salah tingkah. “Aku khawatir kau tidak menyukai jika aku jadi dokternya Yuuri.”jelasnya.

“Aku tidak akan mempermasalahkan hal itu selama kau tidak membahasnya sama sekali di hadapan Yuuri. Dan aku yakin Yuuri juga tidak berniat membahasnya.”

“Ne. dia sama sekali tidak mengatakan apapun tentang hubungannya dengan Jongwoon-ssi, meskipun ia tahu siapa aku.”

Yunho menatap sedih Sunhee. “Karena ia bukan siapa-siapa Yesung hyung lagi, jadi mana mungkin ia berhak membicarakannya lagi.”

“Apa… Yuuri berniat kembali lagi setelah ia sembuh?”tanya Sunhee gelisah. Hal ini sudah sering dipikirkannya. Jika Yuuri sembuh, apa ia akan kembali lagi pada Yesung? Karena Sunhee yakin jika Yesung tidak akan menolak Yuuri jika yeoja itu mau kembali lagi padanya.

“Bukankah Sunhee-ssi sendiri yang mengatakan jika perlu waktu lama, bahkan 5 tahun untuk benar-benar sembuh? Yuuri tidak akan mau membuat Yesung hyung menunggu selama itu. Ia tidak seegois itu.”

***

Yuuri berjalan pelan di koridor rumah sakit dan memperhatikan sekelilingnya. Dinding putih rumah sakit, dokter dan perawat yang berlalu lalang, serta para pasien. Semua hal itu sudah membuatnya bosan setengah mati, dan Yuuri mulai membenci semuanya walaupun ia baru berada disini kurang dari tiga bulan. Ia tidak tahu apakah ia masih bisa bertahan disini atau tidak untuk terus menjalani pengobatan. Sebagian besar waktunya dihabiskannya hanya di kamar rawat. Hanya sesekali Yuuri bisa berjalan-jalan ke taman rumah sakit, karena antibodi tubuhnya yang lemah memudahkannya terserang infeksi jika ia sering keluar. Waktunya untuk berjalan-jalan di taman memang sudah dijadwalkan, tapi terkadang ia tidak bisa melakukannya karena terlalu lemas.

Biasanya Yuuri harus ditemani oleh perawat ketika berjalan-jalan, tapi kali ini ia memutuskan untuk pergi sendiri. Ia hanya ingin merenung sendirian.

Yuuri sampai di taman rumah sakit dan duduk di bangku taman di bawah pohon yang rindang. Ia membuka masker yang sedari tadi menutupi wajahnya. Masker yang wajib dipakainya ketika ia berjalan-jalan keluar. Tapi ia sedang ingin menghirup udara segar, jadi ia membukanya.

“Ah! Kau tidak boleh membukanya!”

Yuuri menoleh ke asal suara yang menegurnya. Ia melihat seorang pasien bertubuh mungil dan kurus dengan penampilan yang sama sepertinya, memakai beanie hat dan masker. Dari suaranya, Yuuri menebak jika pasien itu seorang yeoja.

“Ah! Kau Jung Yuuri kan?”tanya pasien itu lagi dengan suara riang lalu duduk di samping Yuuri.

Yuuri menatapnya terkejut. “Kau… mengenalku?”tanyanya ragu.

Pasien itu membuka maskernya dan Yuuri bisa melihat senyuman lebar di wajah cantik gadis mungil itu. “Keureom. Kau penyiar berita di KBS TV. Aku fansmu!”ucapnya senang.

Yuuri tersenyum kecil. “Gamsahamnida.”

Gadis itu kembali memasang maskernya, kemudian mengulurkan tangannya pada Yuuri. “Cheoneun Park Hyewoo imnida. Umurku 19 tahun.”

Yuuri menyambut uluran tangan itu. “Jung Yuuri imnida.”

“Nan arrayo.”ucap Hyewoo dengan tawa kecil. “Ah, Yuuri-ssi sakit apa?”

“Panggil aku Eonnie saja.”ralat Yuuri.

“Ah, ne. Eonnie.”ucapnya gembira. “Wah, aku tidak menyangka bisa bertemu dengan idolaku dan memanggilnya Eonnie!”

Yuuri tersenyum.

“Dari penampilan Eonnie… apa mungkin Eonnie punya penyakit yang sama denganku?”

“Huh? Penyakit yang sama?”

“Ne. Aku pasien leukimia. Eonnie?”

“Kita punya penyakit yang sama.”ucap Yuuri sedih. “Sudah berapa lama kau disini, Hyewoo-ya?”

“Aku sudah menjalani pengobatan hampir setahun disini. Sebelumnya penyakitku tidak separah ini sampai harus dirawat di rumah sakit terus-menerus. Tapi ya sekarang begini keadaannya. Aku sampai harus dikemoterapi hampir setiap minggu!”ucap Hyewoo dengan cemberut.

Yuuri menatap sedih Hyewoo. Bahkan gadis itu harus menjalani pengobatan selama setahun tapi masih belum sembuh.

“Eonnie sendiri?”

“Aku sudah tahu kalau aku sakit sejak dua tahun lalu. Tapi dulu aku menolak menjalani kemoterapi dan hanya mengkonsumsi obat-obatan saja. Dan sekarang aku harus benar-benar serius menjalani pengobatan.”

“Apa karena itu Eonnie berhenti menjadi penyiar?”

Yuuri menampilkan ekspresi terkejutnya. “Wah kau benar-benar fansku ya sampai memperhatikanku seperti itu.”kata Yuuri lalu tertawa.

“Dangyunhaji! Aku kan ingin menjadi penyiar seperti Eonnie!”

“Jinjjayo?”

“Ne! nanti setelah aku sembuh aku akan kuliah di jurusan komunikasi. Aku akan belajar dengan giat agar bisa menjadi penyiar yang hebat seperti Eonnie!”ucap Hyewoo bersemangat.

Yuuri tersenyum melihat gadis itu begitu bersemangat. Bahkan pasien yang menjalani pengobatan jauh lebih lama dari Yuuri saja masih bisa punya semangat hidup.

Yuuri menepuk pelan kepala Hyewoo. “Aku yakin kau akan bisa menjadi penyiar suatu saat nanti.”

“Aku jadi semakin bersemangat karena bertemu dengan penyiar favoritku! Satu keinginanku terkabul!”

Kemudian Yuuri teringat buku-buku komunikasinya yang berada di rak bukunya di apartemen. Sudah lama buku itu tidak dibacanya, dan ia rasa akan lebih baik memberikannya pada Hyewoo. “Ah ya, Hyewoo. Eonnie punya banyak buku tentang komunikasi dan siaran. Nanti akan Eonnie berikan kepadamu.”

Mata Hyewoo terlihat berbinar-binar. “Jinjjayo?”

Yuuri tersenyum. “Ne. tapi karena tidak kubawa kesini, nanti aku minta Oppa-ku mengambilnya dulu di apartemen.”

“Ne! Gomapseumnida Eonnie!”ucap Hyewoo gembira.

“Kamarmu dimana? Kalau bukunya sudah ada, akan kuantar kesana.”

“Di kamar 502. Eonnie dimana?”

“Di kamar 512. Kalau aku dibolehkan keluar dari kamar lagi, aku akan main ke kamarmu ya.”

“Ne, Eonnie! Ah ya, boleh tidak aku berfoto dengan Eonnie?”kata Hyewoo riang lalu mengeluarkan ponsel dari saku baju pasiennya.

“Tentu saja boleh.”kata Yuuri, lalu Hyewoo membuka maskernya dan mereka berdua berpose di kamera ponsel Hyewoo.

“Yeoppeoda~”kata Hyewoo ketika melihat hasil foto mereka. “Aku boleh minta nomor ponsel Eonnie? Biar fotonya bisa kukirim.”

“Ah~ aku tidak membawa ponsel, dan aku tidak ingat nomorku sendiri karena itu nomor baru.”ucap Yuuri menyesal. “Nanti saja saat kita bertemu lagi ya?”

Hyewoo mengangguk senang. “Oke!”

Kemudian terdengar suara memanggil-manggil Hyewoo.

“Eonnie, aku sudah dicari-cari Eomma. Jal jinaeyo, Eonnie!”kata Hyewoo lalu berlari ke asal suara dengan melambai-lambai riang pada Yuuri. Yuuri tersenyum melihat hal itu. Ini pertama kalinya setelah hampir tiga bulan berada disini, ia mendapatkan teman.

Setelah itu Yuuri kembali ke kamarnya dan bertemu dengan Yunho yang terlihat cemas.

“Ya! Jung Yuuri! Kau kemana saja lama sekali?!”

Yuuri tersenyum lalu naik ke tempat tidurnya. “Tenang saja, Oppa. Aku hanya pergi ke taman sebentar kok.”

“Itu tidak sebentar! Kau tidak boleh lama-lama diluar! Bisa-bisa kau terkena infeksi!”

“Arraseo, Oppa. Aku tidak akan begitu lagi.”kata Yuuri dengan senyum gembira yang mampu menghilangkan rasa cemas Yunho sedikit demi sedikit.

“Apa ada sesuatu yang membuatmu gembira?”tanya Yunho.

“Ne. tadi aku mendapatkan teman baru di taman. Namanya Hyewoo, dan ternyata ia fansku Oppa! Ia bilang suatu saat nanti ia mau menjadi penyiar sepertiku. ”jelas Yuuri gembira. Yuuri menatap keluar jendela dan tersenyum kecil. “Aku tidak tahu jika pekerjaanku akan menginspirasi orang lain.”

Yunho duduk di pinggir tempat tidur Yuuri lalu merangkul bahu adik sepupunya itu. “Tentu saja. Kau benar-benar keren saat menjadi penyiar.”

Yuuri menyandarkan kepalanya di bahu Yunho. “Gomawo Oppa.”

“Hmm.”kata Yunho lalu mengecup kepala Yuuri yang tertutup beanie hat.

“Oppa, nanti jika Oppa pulang, mampir ke apartemenku dulu ya. Tolong ambilkan buku-buku komunikasi dan siaran yang ada di rak buku di kamar. Ambil saja beberapa. Aku ingin memberikannya pada Hyewoo.”

“Ne~”ucap Yunho dengan menyanyikan perkataannya, membuat Yuuri tertawa.

“Gomawo karena sudah menemaniku Oppa.”ucap Yuuri pelan lalu memeluk erat pinggang Yunho.

Yunho balas memeluk Yuuri. Akan lebih baik jika ia yang menemanimu, Yuu. Pikir Yunho sedih.

***

Yesung berjalan gontai ke kamarnya. Schedule-nya hari ini benar-benar padat dan ia sangat kelelahan. Tanpa menyalakan lampu kamar, Yesung langsung menuju tempat tidur dan merebahkan dirinya. Rasanya lelah sekali. Tapi bahkan ketika dirinya sangat sibuk seperti itu, ia masih saja memikirkan Yuuri.

Tidak butuh waktu lama, Yesung terlelap, dan di dalam mimpinya lagi-lagi Yuuri muncul.

*Flashback*

Sudah tiga hari semenjak Yuuri menamparnya dan ia menyatakan perasaannya pada gadis itu, tapi hari berlalu seperti tidak terjadi apa-apa. Tentu saja selain teman-temannya di SUJU dan TVXQ yang terus-menerus menggodanya ketika mereka bertemu dengannya. Sementara hubungan Yesung dan Yuuri masih belum jelas. Ia masih belum bertemu kembali dengan Yuuri, dan bahkan ia tidak bisa menghubungi yeoja itu karena tidak memiliki nomor ponselnya.

Tentu saja Yesung berusaha meminta nomor Yuuri pada Yunho, atau pada member TVXQ yang lainnya. Tapi sepertinya mereka bersekongkol untuk tidak memberikan nomor Yuuri padanya. Membuatnya hampir gila karena frustasi.

Apa lebih baik ia pergi ke tempat kerja Yuuri?

“Sebaiknya hyung datang ke tempat kerjanya.”kata Kyuhyun sama dengan apa yang dipikirkan Yesung.

“Jangan. Nanti salah-salah bisa kepergok dan jadi skandal.”larang Leeteuk.

“Lalu aku harus bagaimana? Mereka tidak mau memberikan nomor Yuuri padaku!”ucap Yesung frustasi.

Tiba-tiba Donghae masuk ke dorm mereka dengan senyum sumringah. “Tebak hyung, apa yang berhasil kudapatkan?”tanyanya dengan ekpresi bangga.

“Apa?”tanya Leeteuk.

“Eits! Aku bertanya pada Yesung hyung!”

Kali ini Yesung terdengar tertarik. “Nomor ponsel Yuuri?”tanyanya berharap.

“Bukan hanya nomor ponselnya, tapi alamat apartemennya juga! Aku mendapatkannya dari Jaemin hyung.”kata Donghae lalu melemparkan secarik kertas yang dilipat ke Yesung yang terburu-buru mengambilnya.

Yesung membukanya dan langsung sumringah ketika membaca tulisan yang tertera. Ia bangkit dari sofa, mengambil jaket lalu berlari ke pintu.

“Ya! Jongwoon-ah! Neo eodiya? Ini sudah malam!”tanya Leeteuk.

“Aku harus menemuinya sesegera mungkin hyung!”jawab Yesung lalu keluar dari dorm. Ia harus segera menemui Yuuri.

Yesung berdiri terpaku di depan pintu apartemen Yuuri ketika ia sampai. Ia benar-benar merasa bersemangat dan juga gugup. Ia tidak sabaran ingin bertemu dengan Yuuri dan memperjelas hubungan mereka. Tapi ia takut jika kehadirannya mengganggu karena ini sudah hampir tengah malam.

Setelah mondar-mandir lama di depan pintu, akhirnya ia memutuskan untuk membunyikan bel. Tapi setelah beberapa kali tidak ada jawaban, Yesung berpikir jika mungkin saja Yuuri sudah tertidur lelap. Ketika ia memutuskan untuk pergi, Yesung baru menyadari jika pintu apartemen Yuuri tidak tertutup rapat. Ia merasa sangat bodoh karena tidak menyadarinya sejak awal, ini pasti karena ia terlalu gugup. Yesung merasa cemas terjadi sesuatu dengan Yuuri jika pintunya terbuka begitu.

Dengan gugup Yesung membuka pintu itu dan masuk ke dalam.

“Yuuri-ssi?”panggil Yesung pelan. Tapi tidak ada jawaban. Apartemen itu remang-remang karena hanya lampu dapur saja yang menyala. Kemudian ketika ke ruang tengah, Yesung mendapati Yuuri yang tertidur dengan wajah disandarkan di meja. Di depannya botol-botol bir berserakan. Yesung mendekati Yuuri dan duduk di hadapan yeoja itu.

“Ia mabuk?”ucap Yesung tak percaya, lalu tertawa kecil. Kemudian ia menyentuh bahu Yuuri dan mengguncang-guncangnya pelan.

“Yuuri-ssi! Yuuri-ssi!”panggilnya agak kencang.

Yuuri melenguh pelan lalu mengangkat wajahnya dan memandang ke depannya, ke arah Yesung. Ia mengusap-usap kasar kepalanya sampai rambutnya yang panjang berantakan dan menutupi wajahnya. Kemudian Yuuri kembali merapikan rambutnya yang menutupi wajah lalu mengucek-ucek kedua matanya.

“Ah! Yesung-ssi!”ucapnya dengan nada gembira, tapi Yesung bisa menduga jika Yuuri masih mabuk. “Waeyo? Akhirnya kau datang menemuiku huh? Pergi! Aku tidak mau melihatmu!”

“Yuuri-ssi, sebaiknya aku mengantarmu ke kamar.”kata Yesung berusaha membantu Yuuri untuk bangun, tapi yeoja itu menampiknya.

“Shirreo! Nappeun-nom! Kau bilang kau menyukaiku! Tapi kau tidak menghubungiku sama sekali!”ucap Yuuri kesal, kemudian ia menangis tersedu-sedu. “Hiks… hiks… Kau membuatku patah hati! Kau menyebalkan! Eommaaaaa~ huhuu~” 

Yesung melihat tingkah Yuuri dengan perasaan campur aduk. Antara senang mendengar pengakuan perasaan Yuuri dan geli melihat tingkah gadis itu, tapi sekaligus merasa bersalah karena Yuuri sedih ia tidak juga menghubunginya.

Ia memegang kedua bahu Yuuri dan membuat yeoja itu menatapnya.“Yuuri-ssi, mianhe aku tidak menghubungimu. Tapi aku…”

“Geotjimal! Padahal aku sudah memberimu ijin untuk menciumku! Kau itu pemilik ciuman pertamaku! My first kiss! Seharusnya kau bertanggung jawab!”ucap Yuuri dengan memukul-mukul dada Yesung. Yesung meringis kecil lalu menangkap kedua tangan Yuuri untun menghentikan pukulan yeoja itu.

“Lalu apa yang harus kulakukan untuk bertanggung jawab?”

“Kisseu.”ucap Yuuri dengan memonyongkan bibirnya, yang membuat Yesung lagi-lagi tertegun. “Ah waeee~ kau bilang kau menyukaiku kan? Kisseu! Ayo kisseu!”

Yesung ber-yes-yes ria dalam hati. (=_=”) “Aku akan menciummu sekarang. Nanti jangan menyesal ya!”peringat Yesung. Dengan mata yang masih tidak fokus Yuuri mengangguk-angguk.

Yesung mendekatkan wajahnya ke wajah Yuuri, tapi ketika ia hampir mencium bibir Yuuri, Yuuri menunduk dan menenggelamkan wajahnya di kemeja Yesung.

“Hoeeekkkksss~”

***

Sinar matahari pagi yang masuk melalui celah gorden membuat Yuuri terusik dari tidur lelapnya. Ia memalingkan wajahnya ke arah kanan, berusaha menghindari sinar matahari yang sudah mengganggunya. Ketika berpaling ke kanan, ia merasakan aroma tubuh yang asing tapi sekaligus menenangkan, membuatnya dengan refleks semakin mendekatkan diri pada aroma tubuh itu.

Setelah beberapa saat, Yuuri mulai tersadar akan sesuatu. Ia membaringkan kepalanya di sesuatu yang keras tapi hangat, dan beraroma menyenangkan. Perlahan Yuuri membuka matanya dan langsung melotot kaget ketika melihat dada telanjang seorang namja. Ia menengadahkan kepalanya ke atas dengan takut-takut untuk melihat wajah namja itu, dan wajah yang dilihatnya membuatnya memekik lalu bangkit dari posisi berbaringnya. Gerakan yang tiba-tiba itu membuatnya hilang keseimbangan dan terjatuh dari tempat tidur.

Suara berisik itu membuat Yesung terbangun dari tidurnya dan ia secara refleks mencari asal suara. “Eoh, kau sudah bangun?”tanyanya saat melihat Yuuri jatuh terduduk di lantai berkarpet.

“Dang… dangshin!”tunjuk Yuuri masih terkejut. *kau (informal)*

“Dangshin?”ucap Yesung terkejut dengan bahasa informal itu. “Ya! Aku itu jauh lebih tua darimu!”

Tapi Yuuri tidak memperhatikan protesan Yesung. “Kenapa kau ada di kamarku… di… di tempat tidurku dengan dada te… telanjang begitu?!”kemudian Yuuri baru tersadar dengan pakaiannya, tanktop putih yang mencetak bra hitamnya dengan sangat jelas, baju dalam yang biasanya ia pakai dibalik kaosnya, membuatnya lebih shock lagi. “Ige mwoya?!”jeritnya yang langsung menyilangkan kedua tangan di depan dadanya, berusaha menutupinya.

Yesung tidak bisa menyembunyikan rasa gelinya melihat reaksi Yuuri. Mereka jadi seperti itu karena tadi malam setelah Yuuri muntah di baju Yesung, yeoja itu kembali muntah mengenai kaosnya sendiri. Lalu Yesung membuka bajunya yang terkena muntahan dan membuka baju Yuuri yang juga terkena muntahan. Tadinya ia ingin memasangkan Yuuri baju lagi, karena ia gerah sendiri melihat tanktop putih transparan yang memperlihatkan dengan jelas bra hitam Yuuri. Tapi gadis itu malah menariknya ke tempat tidur dan memeluknya erat, membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali, sampai akhirnya mereka berdua sama-sama tertidur.

“Kau… kau… kau harus bertanggung jawab!”jerit Yuuri lagi.

Yesung mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum geli. “Dengan apa? kisseu?”ledeknya, mengulang ucapan Yuuri tadi malam.

“Jangan bercanda! Itu tidak ada hubungannya sama sekali!”

“Oh ya? Tapi tadi malam kau mengatakan hal itu. aku harus bertanggung jawab dengan menciummu.”ucap Yesung santai. Ia menumpukan kepalanya di tangan kirinya dan menatap Yuuri yang berada di lantai dengan senyum mengejek.

“Mwo? Aku… aku tidak…”kemudian Yuuri terdiam dan berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam. Ketika mengingat semuanya, wajah putihnya langsung berubah merah. Yesung hampir tertawa melihat wajah memerah Yuuri, tapi ia menahannya. Ia merubah posisinya jadi duduk di tepi tempat tidur dan memandang wajah memerah Yuuri.

Yuuri sudah merasa sangat malu sekarang, sampai-sampai ia ingin segera menghilang dari sana. Dengan gugup ia memegang tepi tempat tidur dan bangkit dari posisi duduknya di bawah. Tapi karena terlalu terburu-buru, ia hampir saja jatuh jika Yesung tidak dengan sigap memegang kedua lengannya dan menariknya, sehingga ia jatuh ke arah Yesung membuat Yesung terjatuh di atas tempat tidur dengan posisi Yuuri menimpanya.

Yuuri merasa sangat malu dengan posisi ini. Ia memejamkan matanya erat, tidak berani memandang Yesung. Sementara Yesung terus menerus memandangi wajah cantik Yuuri di atasnya.

“Yeppeoda~”ucapnya lembut. Yuuri membuka matanya mendengar ucapan Yesung itu lalu hatinya merasa berbunga-bunga melihat tatapan lembut dan penuh sayang di mata Yesung. Perlahan ia tersenyum.

Seolah-olah itu adalah isyarat, Yesung menarik tengkuk Yuuri dengan tangan kanannya dan mencium bibir yeoja itu dengan lembut.

*End of flashback*

 

Airmata Yesung mengalir ketika ia memimpikan hal itu, kemudian ia terbangun. Dadanya serasa sesak dengan perasaan sedih dan rindu yang amat sangat. Semakin ia berusaha melupakan Yuuri, kenangan-kenangan itu semakin jelas muncul di ingatannya. Dan Yesung tidak yakin apakah kenangan itu menyiksanya atau mengobati rasa rindunya.

Yesung mengusap airmatanya yang mengalir di pipi, kemudian meraba-raba meja nakas lalu membuka lacinya. Ia mengambil figura foto yang terletak di dalam laci itu. tapi karena posisi tubuhnya yang masih berbaring, ia sedikit kesulitan mengambil figura itu. Dan ketika berhasil mengambilnya, figura itu jatuh ke lantai membuat kacanya retak.

Yesung shock melihat figura yang berisi fotonya bersama Yuuri kini retak. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. Muncul perasaan tidak enak di hatinya.

Apa terjadi sesuatu dengan Yuuri?

***

Yuuri terus-menerus muntah di baskom yang disediakan khusus untuknya. Airmatanya mengalir karena rasa sakit di tenggorokannya akibat muntah, dan kepalanya yang terus berdenyut-denyut sakit. Yunho dengan sabar mengusap-usap lembut punggung Yuuri, berusaha memberikan sedikit saja kenyamanan, entah apa itu bisa membantu atau tidak. Yuuri kelihatan benar-benar kesakitan.

Rasanya Yuuri ingin mati saja ketika merasakan semua ini. Tidak hanya penyakitnya yang membuatnya merasa sakit, bahkan obat yang katanya dapat menyembuhkannya malah menambah sakitnya menjadi berkali-kali lipat.

Sesi kemoterapi yang lebih sering membuat fisik Yuuri semakin berubah drastis. Ia bahkan tidak mau bercermin lagi ketika ke kamar mandi. Bahkan rambutnya yang sudah dipotong sangat pendek pun mulai berguguran. Rasa kepercayaan dirinya menurun dan ia mulai putus asa. Tapi ia berusaha menutupi semua itu dengan terus tersenyum ketika Yunho atau Sangwook mengunjunginya.

Yunho membantu Yuuri berbaring setelah yeoja itu tidak lagi muntah. Yuuri tersenyum kecil. “Gomawo.”ucapnya lirih.

Yunho mengusap lembut wajah adik sepupunya itu. Tiba-tiba ponsel Yunho bergetar untuk yang ke sekian kalinya. Yunho menghela napas kesal. Seharusnya ia mematikan ponselnya saja.

“Oppa pulang saja.” ucap Yuuri pelan.

“Ne?”

“Nanti sore Oppa harus syuting drama. Sudah semalaman Oppa menemaniku, Oppa tidak akan bisa beristirahat jika menemaniku lagi sekarang.”

“Yuuri…”

“Gwenchana, Oppa. Lagipula aku sudah mau tidur, dan jika ada apa-apa aku akan memanggil perawat.”ucap Yuuri dengan mata mengantuk. Ia menguap kecil.

Yunho menghela napas. “Kalau begitu aku pulang sekarang, jika ada apa-apa kau harus segera memanggil perawat ne?”

“Hmm…”jawab Yuuri dengan kondisi setengah sadar, ia sudah sangat kelelahan dan ingin tidur. Yunho tersenyum melihat Yuuri yang sudah hampir tertidur. Ia merapatkan selimut Yuuri dan mencium kening adik sepupunya itu. Yuuri tersenyum kecil lalu tertidur.

Setelah beberapa saat memperhatikan Yuuri tidur, Yunho baru mulai beranjak dan pergi dari sana. Sebelum itu ia tidak lupa untuk memberitahu perawat agar terus memantau kondisi Yuuri. perasaannya masih tidak tenang jika harus meninggalkan Yuuri sekarang.

Sekitar dua jam kemudian Yuuri terbangun dan perawat memberinya makan siang serta obat. Yuuri benci sekali dengan obat-obat ini, tapi kemudian ia mengingat Hyewoo dan semangatnya kembali. Gadis itu bahkan lebih lama menjalani pengobatan, tapi ia masih bersemangat untuk sembuh. Jadi Yuuri harus bersemangat juga.

“Ae Shin-ssi, apa aku boleh pergi keluar?”tanya Yuuri pada perawat yang biasa bertugas merawatnya.

“Eodigaseyo?”

“Aku hanya ingin berjalan-jalan di lorong saja, tubuhku pegal sekali terlalu lama berbaring. Boleh kan?”

“Apa Yuuri-ssi sudah kuat berjalan?”

“Aku sudah sedikit lebih bertenaga setelah makan. Boleh yaaaa??”pinta Yuuri dengan tatapan memelasnya.

Perawat tersebut tersenyum lalu mengangguk. “Tapi ingat, tidak boleh terlalu capek.”

Yuuri tersenyum sumringah. “Neeee~”jawabnya senang. Kemudian ia turun dari ranjangnya dan membuka lemari yang berada di sudut ruangan. Tadi pagi Yunho sudah membawakannya buku-buku yang dipesannya, dan namja itu meletakkan tas berisi buku itu di dalam lemari pakaian Yuuri.

Yuuri mengambil dua buku yang ingin diberikannya pada Hyewoo, kembali lagi ke ranjangnya untuk mengambil ponsel lalu keluar dari kamar. Yuuri berjalan di koridor sambil memperhatikan nomor kamar rawat yang dilewatinya.

“Kamar 502… 502…”gumamnya, mengulang-ulang nomor kamar Hyewoo. Setelah melewati kamar 504, Yuuri menemukan kamar yang dicarinya dengan pintu sedikit terbuka. Ia tersenyum, apa Hyewoo ada di kamar? Ia mendekati pintu itu lalu mendengar suara samar-samar.

“Hyewoo-ya… hiks…hiks… nae aga…”

Yuuri mengernyit mendengar suara tangis itu. Tanpa keraguan sedikit pun ia masuk ke dalam kamar Hyewoo. Di sana ia melihat orang-orang berkerumun di dekat ranjang, ada dokter, perawat, dan beberapa orang yang Yuuri pikir adalah keluarga Hyewoo.

“Kalau tahu akan secepat ini, seharusnya aku biarkan dia melakukan apapun yang ia suka!”jerit suara seorang wanita. “Hyewoo-ya, jebal ireona! Hiks… Eomma… Eomma akan mengizinkanmu melakukan apa saja… jangan tinggalkan Eomma, Hyewoo-ya… hiks… hiks… jebaaalll…. Hyewoo…”

Ucapan itu membuat Yuuri mengerti situasi yang terjadi. Rasa sesak menghantam dadanya, tangannya melemas membuat buku-buku di pelukannya jatuh ke lantai. Suara jatuhnya buku-buku tersebut membuat pandangan semua orang beralih pada Yuuri.

“Yuuri-ya…”ucap Sangwook terkejut melihat Yuuri di kamar itu. Tapi Yuuri tidak menjawab Sangwook. Matanya menatap kosong Hyewoo yang terbujur kaku di ranjangnya dan ibunya yang menangis memeluk tubuh dingin Hyewoo. Tangis wanita paruh baya itu memelan ketika terkejut melihat Yuuri.

“Eonnie… sudah membawa bukunya, Hyewoo-ya…”ucap Yuuri lirih. Tangis ibu Hyewoo kembali pecah mendengar ucapan Yuuri.

Airmata Yuuri mengalir perlahan darimatanya. Sangwook menghampirinya dan akan memegang bahunya, tapi Yuuri sudah lebih dulu membalikkan tubuhnya dan pergi berlari dari kamar rawat Hyewoo. Ia terus berlari sampai ia melihat pintu tangga darurat kemudian memasukinya dan menuruni beberapa anak tangga. Nafasnya terengah-engah dan tubuhnya mulai terasa lelah lalu ia terduduk di tangga.

Airmata masih terus mengalir di pipi Yuuri. Ia tidak menyangka jika seseorang yang baru ia temui dua hari yang lalu, sudah menjadi seperti itu. Padahal ia sudah menganggap Hyewoo sebagai adiknya.

Tiba-tiba ponsel Yuuri bergetar di saku bajunya. Ia melihat caller id-nya lalu mengangkatnya dengan terburu-buru. “Ne, Eommoni?”jawabnya dengan suara serak.

“Yuuri-ya, Eommoni sudah mendapatkan info tentang ibu kandungmu. Bisa kita bertemu?”tanya Yoon Eommoni.

Yuuri berusaha menenangkan diri sebelum menjawab. Ia tidak mau terdengar sedang menangis. “Jusungieyo, Eommoni. Saya sedang di luar kota sampai beberapa bulan ke depan. Langsung saja Eommoni katakan sekarang.”

Yuuri mendengar helaan napas, kemudian firasat buruk langsung menerpanya. “Mianhe, aga… Eommoni seharusnya tidak menyampaikannya di telpon. Ayahmu sudah meninggal sebulan sebelum kau lahir. Dan Ibumu… sudah meninggal setahun setelah memberikanmu ke panti. Ia terkena kanker darah. Makamnya ada di…”

Tapi Yuuri tidak sanggup mendengar kelanjutannya. Tangannya melemas kembali dan perlahan tangan yang menggenggam ponsel itu menurun dan membuatnya melepaskan ponselnya sampai menggelinding jatuh ke beberapa anak tangga.

Perasaan Yuuri sangat sesak. Rasanya sakit sekali menerima dua kabar buruk dalam waktu yang sama. Teman barunya meninggal karena penyakit yang sama dengannya. Lalu orangtua kandungnya juga sudah meninggal. Satu-satunya harapan Yuuri untuk hidup dari donor orangtua kandungnya, sekarang langsung pergi jauh bersamaan dengan kepergiaan Hyewoo.

 

“Jal jinaeyo, Eonnie…”

 

“Jal jinaeyo, Eonnie…”

 

“Jal jinaeyo, Eonnie…”

 

Yuuri terisak ketika mengingat ucapan terakhir Hyewoo yang mengatakan ‘sampai jumpa’. Suara gadis itu menggema terus-menerus di dalam pikirannya seolah-olah mengejek keadaannya dan perlahan tangisannya semakin keras. Ia memukul-mukul dadanya yang terasa sesak karena kesedihan yang teramat sangat, dan harapan kosong yang menusuk-nusuk perasaannya. Tangisannya begitu keras dan menggema, membuatnya semakin sedih karena ia tahu betapa menyedihkannya dirinya saat itu.

Apa harapan benar-benar hilang untuknya? Yuuri benar-benar ingin mati saat ini. Ia harap ia bisa ikut mati bersama Hyewoo…

***

Yunho berdiri di depan pintu apartemen kediaman Kyuhyun dan Seohyun. Ia mengangkat tangannya, dengan ragu-ragu menempelkan jari telunjuknya di bel. Tapi ia kembali menurunkannya beberapa saat kemudian.

Yunho masih ingat janjinya pada Yuuri. Tapi ketika mengingat kondisi tubuh Yuuri, penderitaan adiknya itu, ia bertekad untuk melakukan hal ini. Ia tidak bisa menemani Yuuri setiap hari, dan Yuuri butuh seseorang yang bisa dijadikan sandaran juga pemberi semangat.

Ketika Yunho akan menekan bel apartemen, sebuah suara yang familiar menyapanya.

“Yunho Oppa?”

Yunho berbalik, dan ia mendapati Seohyun yang tersenyum ragu. “Kenapa Oppa kesini tanpa memberitahuku dulu? Untung saja aku pulang, kalau tidak…”

“Seohyun-ah,”sela Yunho, “aku… ingin meminta tolong padamu.”

~TBC~

Nah, udah ada yg bisa nebak gk reaksi Seohyun di chapt depan? Kira2 dia main rahasia2an juga gk ya sm abang Kyu? 😉

13 pemikiran pada “[After Story of FON] Everlasting Love 6/?

  1. Huweeee, sedihhhh. Feelnya dapet, ampe nangis pas yuuri ngeliat hyewoo meninggal. Jangan sampe tekad yuu buat sembuh jdi ilang gara” itu. Tak apakah kalo yunho oppa minta tolong seohyun ? Apa ga bkal jdi masalah lgi ? Gmana kalo yuu malah kabur atau nolak ? Kalo minta tolong yesung aja gmana ? Hheu… Ngomong” emang kalo donor sumsum tlang belakang harus slalu keluarga ya ? Apa karna butuh waktu yg lama buat nyari jadi yg diutamain nyari d keluarga ? Yesung oppa juga kasian, kpikiran yuu mulu, smpe kbawa k ksetiap mimpinya. Yuu yang smangat ya buat sembuh, demi orangtua, yun oppa ama yesung juga. Yuu fighting…

    1. klo donor yg pas biasanya dpt dr yg sedarah, tp itu jg gk slalu cocok. mknya dr anggota keluarga dulu. klo gk ada dr keluarga baru dicari donor selain keluarga. tp kmgkinannya kecil banget.
      kk iparku kena kanker payudara, tp klo kanker itu gk pke donor, payudaranya diangkat semua, udh gtu msh harus kemo sm radiasi. klo leukimia abis dpt donor gk prlu kemo lg.
      aq gk tega bkn yuu kena kanker payudara, tp leukimia ditegain deh 😛

      emgnya chapt ini sedih bgt ya? kan aq selipin flashback pas sungri msh seneng2nya, biar gk trlalu angst gtuuu~
      tiap chapt ada flashbacknya

  2. anyeong salm kenal eonni…
    q sebnr ny udh sering bca ff eonni d my room …maaf bngt bru koment…
    eonni q bru tau eonni pny wp sendri..jd seneng bs bca ff eonni lg…eonni bikin ff yuuri yesung ini bikin q nangis bombay….keren ko bisa bikin ank org nangis gini sih eon.?..(tanggung jwab) # mnta d cium hae#…wkwkwkwk…abaikan org yg lg galau ini… q jg pny bibi kena tumor pyudara tp alhamdulilah udh sembuh stelh operasi m radiasi…g sempt kemo cos kt ny g hrz
    eonni ap ff ini akn beakhir bhagia…atw sad ending..maaf blm ap2 udh bcrain end…
    q miris bngt bca ny kya bnr2…
    nyata bngt..feel ny dpt bngt…
    lnjut eon….
    tetap semngat bikin qt yg bca nangis guling2….

  3. Authornim… Yesung cpt dksh tw dunk klo yuuri sakit…
    Dr part 1 ff ny sedih trus, bahkan bc flash bacj aj rasany sedih jg…

    Semog yuuri-jong woob bahagia dn bnyk moment bahagia ny,…

Tinggalkan Balasan ke eginachoi11 Batalkan balasan